SEMARANG, Manipulasi, merubah data dan melakukan kecurangan dalam tes CPNS 2013 oleh tenaga honorer kategori 2 (K2) sangat nyata terjadi. Untuk dapat lolos, tenaga honorer harus menyiapkan uang sogokan / uang sangu mulai Rp 50 juta hingga Rp 150 juta.
Hal itu diungkapkan Ketua Forum Pembela Honorer Indonesia (FPHI) Jawa Tengah, Dian Chandra Sari ketika unjuk rasa di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan Semarang, Kamis (22/5). Dian dan puluhan tenaga honorer perwakilan 35 kabupaten kota menuntut pengusutan terhadap kecurangan tes CPNS tenaga honorer K2.
Hal itu diungkapkan Ketua Forum Pembela Honorer Indonesia (FPHI) Jawa Tengah, Dian Chandra Sari ketika unjuk rasa di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan Semarang, Kamis (22/5). Dian dan puluhan tenaga honorer perwakilan 35 kabupaten kota menuntut pengusutan terhadap kecurangan tes CPNS tenaga honorer K2.
Demo yang dimulai pukul 10.00 WIB itu membawa sejumlah spanduk. Diantaranya bertuliskan "K2 Bersatu Tak Bisa Dikalahkan" dan "Honorer Menjadi PNS Harga Mati". Usai orasi beberapa lama, sejumlah perwakilan diundang masuk untuk audiensi dengan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jateng Suko Mardiono. Sisanya yang masih di luar, memasang spanduk-spanduk itu di pintu gerbang Gubernuran Jawa Tengah.
Dian mengatakan, Pemprov Jateng jangan menutup mata terhadap dugaan kecurangan CPNS K2. Kecurangan itu nyata terjadi di seluruh kabupaten kota. "Yang tak memenuhi syarat tapi lolos itu nyogok kepada oknum tertentu. Ada yang Rp 50 juta, ada yang sampai Rp 150 juta," katanya.
Inilah beberapa fenomena yang terjadi di daerah kita, mereka yang lolos dengan nyogok tidak akan pernah mengaku, tetapi mereka (honorer K2) yang tidak diterima dengan Jalan Nyogok akan berusaha lapor dan lainnya, untuk mendapatkan uang yang telah dibayarkannya, inilah gambaran CPNS yang kurang jujur.
Dian mengatakan, Pemprov Jateng jangan menutup mata terhadap dugaan kecurangan CPNS K2. Kecurangan itu nyata terjadi di seluruh kabupaten kota. "Yang tak memenuhi syarat tapi lolos itu nyogok kepada oknum tertentu. Ada yang Rp 50 juta, ada yang sampai Rp 150 juta," katanya.
Inilah beberapa fenomena yang terjadi di daerah kita, mereka yang lolos dengan nyogok tidak akan pernah mengaku, tetapi mereka (honorer K2) yang tidak diterima dengan Jalan Nyogok akan berusaha lapor dan lainnya, untuk mendapatkan uang yang telah dibayarkannya, inilah gambaran CPNS yang kurang jujur.